Mungkin kita dan mereka bisa memiliki tujuan yang sama. Tapi kita masing-masing memilih cara yang berbeda untuk sampai ke tujuan tersebut. Dan ini berlaku di banyak hal. Contoh paling simple, kita dari Jakarta ingin ke Bandung. Kita memiliki banyak pilihan untuk bisa sampai disana. Kita bisa menggunakan pesawat terbang, bisa naik travel atau bus, bisa naik kereta api, atau membawa kendaraan sendiri atau menumpang pada teman yang memiliki tujuan yang sama. Banyak pilihan, banyak caranya.
Tujuan Orang Bisa Saja Sama Tapi Tiap Orang Memiliki Caranya Yang Berbeda
Seperti yang disebutkan sebelumnya ada banyak cara untuk ke Bandung. Jadi akan balik lagi pada kita. Apakah kita akan memilih cara yang A atau N atau uangang mana?
Yang harus dikhawatirkan adalah jika kalian memiliki tujuan dan fokus yang berbeda. Itu baru kalian perlu khawatirkan. Hal ini penting sekali untuk para pasangan. Terutama yang sudah menikah. Penting untuk menyamakan tujuan. Jika tujuannya saja sudah beda, akan sangat sulit sekali melangkah maju. Pun kalian di jalan yang sama, tapi pada akhirnya nanti tujuan kalian berbeda. Yang satu cuman menganggap tujuan pasanganya hanyalah sebuah tempat persinggahan, ya tidak akan berhasil.
Jadi pada akhirnya kita pun akan melihat tujuan akhirnya bukan. Jadi janganlah memaksakan cara kita, dilakukan orang lain. Toh jika ingin memberikan arahan dan masukkan karena orang tersebut tidak tahu bagaimana cara menuju kesana. Ya anda bisa memberikan pendapat anda, dan jelaskan cara anda. Dan biarkan itu menjadi bahan pertimbangan baginya untuk menimbang dan melihat apakah dia bisa melakukan dengan cara anda. Atau dia menggunakan cara anda sebagai motivasinya membuat caranya sendiri dan melakukan dengan caranya menuju ke tujuan yang diharapkan. Ada berbagai macam caranya kok. Tinggal dari kitanya saja yang memutuskan untuk melakukan dengan yang mana. Kita yang memutuskan untuk menggunakan jalan yang mana. Dan itu tidak hanya berlaku di case ini, tapi juga di aspek hidup yang lain.